Senin, 29 Juli 2013

ASKEP KELUARGA


ASKEP KELUARGA
KELUARGA
adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992)
adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing  (friedman 1998)
adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992)
adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing  (friedman 1998)
Kesimpulan :
            - unit terkecil dari masy
            - dua orang / lebih
            - ikatan perkawinan dan            pertalian darah
            - hidup dalam satu rumah          tangga
            - asuhan kepala rt
            - berinteraksi
            - punya peran masing2
            - pertahankan suatu      budaya

CIRI-CIRI KLG :
  1. Diikat tali perkawinan
  2. Ada hub darah
  3. Ada ikatan batin
  4. Tanggung jawab masing –masing
  5. Ada penagmbil keputusan
  6. Kerjasama
  7. Interaksi
  8. Tinggal dalam suatu rumah

STRUKTUR :
1.  Struktur peran klg, formal dan informal
2.   Nilai/norma klg, norma yg diyakini oleh klg. Berhub. Dg kesehatan
3.  Pola komunikasi klg, bgm komunikasi ortu-anak, ayah ibu, & anggota lain
4.  Struktur kek. Klg, kemamp. Mempengaruhi dan mengendalikan orlain. U/ kesehatan 

CIRI –CIRI STRUKTUR KLG :
  1. Terorganisasi , bergantung satu sama lain
  2. Ada keterbatasan ,
  3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing

STRUKTUR KELUARGA (IKATAN DARAH) :
  1. Patrilineal, klg sedarah            terdiri sanak saudara     sedarah dlm beberapa   generasi , dimana hub.   Itu berasal dari jalur           ayah
  2. Matrilineal, klg sedarah           terdiri sanak saudara     sedarah dlm beberapa   generasi , dimana hub.   Itu berasal dari jalur           ibu
  3. Matrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah istri
  4. Patrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah suami
  5. Klg kawinan, hub. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan klg  dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri

PEMEGANG KEKUASAAN
Patriakal, dominan dipihak ayah
Matriakal, dominan di pihak ibu
Equalitarian , ayah dan ibu


PERANAN KELUARGA :
  1. Peranan ayah, pencari nafkah, prndidik, pelindung, rasa aman, sbg kk, anggota masy
  2. Peranan ibu, mengurus rt, pengasuh/pendidik  anak, pencari nafkah tambahan, anggota masy
  3. Peran anak, peran psikososial sesuai tk perkemb. Baik mental fisik sosial dan spiritual.

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL)
  1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi
  2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL)
  1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi
  2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TUGAS PERKEMBANGAN SESUAI DENGAN  TAHAP PERKEMBANGAN  (DUVAL)
            (SOCIOLOGICAL PERSPECTIVE) 
  1. Keluarga baru menikah
            - membina hub. Intim
            - bina hub, dg klg lain: teman     dan       kelompok sosial
            - mendiskusikan rencana           punya anak
  1. Klg. Dg anak baru lahir
            - persiapan mjd ortu
            - adaptasi klg baru ,      interaksi klg, hub. Seksual
  1. Klg dg anak usia pra sekolah
            - memenuhi kebut. Anggota      klg : rumah,       rasa aman
            - membantu anak u/      bersosialisasi
            -  mempertahankan hub yg        sehat klg intern dan       luar
            - pembag tanggung jawab
            - kegiatan u/ sti,ulasi      perkemb. Anak
4. Klg dg anak usia sekolah
            - membantu sosialisasi anak dg lingk luar
            - mempertahankan keintiman     pasangan
            - memenuhi kebut. Yg   meningkat
5. Klg dg anak remaja
            - memberikan kebebasan seimbang       dan       bertanggug jawab
            - mempertahankan hub. Intim dg klg
            - komunikasi  terbuka : hindari,             debat,  permusuhan
            - persiapan perub. Sistem peran
6. Klg mulai melepas anak sebagai dewasa
            - perluas jar. Klg dari klg inti ke            extended
            - pertahnakan keintiman pasanagan
            - mabantu anak u/ mandiri sbg klg         baru
            - penataan kembali peran ortu
7. Klg usia pertengahan
            - pertahankan keseh. Individu dan         pasangan          usia pertengahan
            - hub. Serasi dan memuaskan dg           anak-   anaknya dan sebaya
            -  meningkatkan keakraban       pasangan
8. Keluarga usia tua
            - pertahankan suasana saling menyenangkan
            -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek.      Fisik,penghasilan
            - pertahankan keakraban          pasangan
            - melakukan life review             masa lalu 
8. Keluarga usia tua
            - pertahankan suasana saling menyenangkan
            -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek.      Fisik,penghasilan
            - pertahankan keakraban          pasangan
            - melakukan life review             masa lalu 

KELOMPOK KLG. DI INDONESIA
Berdasar sosek dan  kebut. Dasar
  1. PRASEJATERA,
            belum dpt memenuhi     kebut dasar minimal :
            pengajaran agama,        sandang,           papan, pangan,            kesehatan         atau klg            belum dapat             memenuhi         salah satu         /lebih    indikator ks tahap i 
  1. KELUARGA SEJAHTRA (KS I)
telah dapat memenuhi kebut. Dasar scr minimal, tetapi blm dapat sosial psikologis, pendidikan, kb, interaksi lingk.
            indikator :
            - ibadah sesuai agama
            - makan 2 kali sehari
            - pakain berbeda tiap    keperluan
            - lantai bukan tanah
            - kesehatan : anak sakit,            ber kb,             pus  dibawa     kesarana keseh.
    3. KS II
            indikator
            - belum dapat menabung
            - ibadah (anggota klg)   sesui agama
            - makan 2 kali sehari
            - pakaian berbeda
            - lantai bukan tanah
            - kesehatan  (idem)
            - daging/ telur minimal 1            kali       seminggu  
- Pakaian baru setahun sekali
- Luas lantai 8 m 2 per orang
- Sehat 3 bulan terakhir
- Anggota yg berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap
- Umur 10 – 60 th dapat baca tulis
- Umur 7-15 th bersekolah
- Anak hidup 2 /lebih . Klg masih pus saat ini berkontrasepsi  

4. KS III
indikator :
-            belum berkontribusi pd             masyarakat
-            ibadah sesuai agama
-            pakain berbeda tiap      keprluan
-            lantai bukan tanah
-            kesehatan idem
-            anggota melaks. Ibadah…       
-            daging/telur seminggu    sekali
-            memperoleh pakaian baru  dalam satu th terakhir
-            luas lantai  8 m2 perorang
-            anggota klg sehat dalm 3           bl terakhir
-            klg berumur 15 th punya penghasilan     tetap
-            baca tulis latin 10 –60 th
-            usia 7-15 bersekolah
-            anak hidup 2/ lebih, pus saat ini ber kb
-         upaya meningk agama
-            klg punya tabungan
-            makan bersama sehari sekali
-            ikut keg. Masyarakat
-            rekreasi  6 bl sekali
-            informasi dari mass media
-            menggunakan  transportasi

5. KS TAHAP III PLUS
-         dpt memenuhi seluruh    kebutuhannya : dasar,  sosial,pengembangan, kontribusi pd masy.        
-         indikator ks iii + (ditambah)
-         memberikan sumb.        Secara teratur pd masy
-         aktif sbg pengurus         yayasan / panti
Indicator gakin :
-         Tak bisa makan 2 kali sehari atau lebih
-         Tdk daging/ikan /telur / minggu sekali
-         Tdk pakaian beda tiap aktifitas
-         Tdk pakain baru, satu stel /tahun
-         Lantai mayoritas tanah
-         Lantai kurang dari 8 meter persegi untuk setiap penghuni
-         Tdk ada anggota umur 15 tahun berpenghasilan tetap
-         Anak sakit/pus ingin kb tak mampu ke yankes
-         Anak 7-15 tahun tak berekolah

KESIMPULAN FUNGSI  DIATAS :
  1. Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pd anggota klg shg dapat tumbang sesuai usia
  2. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual
  3. Asah, kebut. Pendidikan anak, untuk masa depan
FUNGSI KLG :
  1. Afektif, mengajarkan segala sesuatu u/ persiapan klg berhub. Dg orlain.
  2. Sosialisasi mengembangkan + berkehidupan sosial sbl meninggalkan rumah
  3. Reproduksi, mempertahankan generasi, kelangsungan hidup
  4. Ekonomi, memenuhi kebut. Klg, meningkatk., penghasilan
  5. Peraw. Kesehatan, merupakan tugas klg mempertahankan keadaan sehat
  6. Pendidikan,
  7. Religius
  8. Rekreasi 

TUGAS KELUARGA DIBID. KESEHATAN (SBG. ETEOLOGI MASALAH)
  1. Mengenal masalah keseh. Klg
  2. Memutuskan tind keseh. Yg tepat bagi klg
  3. Merawat klg yg mengalami gangg keseh.
  4. Memodifikasi ling. U/ menjamin keseh. Klg
  5. Memanfaatkan fas. Yankes. Di sekitarnya

KELUARGA SBG SISTEM
klg merupakan sistem sosial yg terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial yg berbeda dengan ciri saling berhub. Dan tergantung antar individu
Alasan klg sbg sistem :
  1. Klg punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
  2. Saling berhub dan ketergantungan
  3. Unit terkecil dari masy. Sbg suprasistem
Komponen sistem keluarga
  1. Input, anggota klg, struktur, fungsi, aturan, ling, budaya, agama
  2. Proses, proses pelaksanaan fungsi klg
  3. Out put, hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesh,
  4. Feedback, pengontrol perilaku keluarga

KARAKTERISTIK KLG SEBAGAI SISTEM
  1. Sistem terbuka, sistem yg punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan lingk. Sekitar
  2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi perhatian pada lingk. Sekitar

STANDAR PRAKTIK KLG PPNI :
  1. Standar praktik profesional
            stndar i : pengkajian
            standar ii : diagnosis
            standar iii : perencanaan
            standar iv : pelaks. Tind.
            standar v : evaluasi 
   2. Standar kinerja profesional
Standar i : jaminan mutu
Standar ii : pendidikan
Standar iii : penilaian prestasi
Standar iv : kesejawatan
Standar v : etik
Standar vi : kolaborasi
Standar vii ; riset
Standar ix : pemnafaatan sumber



PENDAHULUAN
            tujuan khusus adalah u/ mencapai kemampuan klg :
            1. Mengenal mas kes klg
            2. Memutuskan tindakan
            3. Melakukan tindakan
            4. Memelihara dan        memodifikasi    lingk.
            5. Memanfaatkan sumber daya             yg         ada (puskesmas, posyandu)

Tujuan khusus askep keluarga :
  1. Mengenal mas. Keseh. Klg
  2. Memmutuskan tind. Yg tepat u/ ngatasi mas. Keseh klg
  3. Melakukan tind. Peraw. Keseh. Pd anggota yg sakit sesuai kemampuan
  4. Memodifikasi lingk. Klg
  5. Memanfaatkan sumber daya di masy. : puskesmas, posyandu, …

ASKEP KELUARGA
  1. Pengkajian
  2. Diagnosis keperawatan
  3. Perencanaan
  4. Implementasi
  5. Evaluasi
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM ASKEP KLG :
  1. Pemberi askep
  2. Sbg. Pendidik
  3. Advokat
  4. Koordinator
  5. Kolaborator
  6. Pembaharu
  7. Pengelola

PERSIAPAN :
  1. Menetapkan klg sasaran
  2. Buat jadwal kunjungan
  3. Siapkan perlengkapan lap.
            - family folder
            - maslah klien dan klg
            - phn kit
            - alat bantu penyuluhan
PENGKAJIAN :
Tahap yg perlu dilakukan :
1.      Bhsp
            - perkenalkan
            - jelaskan tujuan           kunjungan
2. Pengk. Awal : terfokus
3. Pengkajian lanjut (thp ke 2)
            pengkajian lengkap

PENGKAJIAN :
1.         Berkaitan dg keluarga
            - demografi,
            - lingk
            - struktur dan fungsi      keluarga
            - stress dan koping       keluarga
            - perkemb. Keluarga
2.   Berkaitan dg indiv sbg  anggota
            - fisik
            - mental
            - sosial
            - spiritual
            - emosi

DIAGNOSIS :
Berdasar “ nanda “
  1. Gg. Proses klg
  2. Gg. Pemeliharaan kesehatan
  3. Nutrisi kurang /lebih
  4. Gg. Peran
  5. Pola eliminasi
  6. Sanitasi kurang
  7. Duka berkepanjangan
  8. Konflik pengamb. Keput
  9. Koping klg inadekuat
  10. Gg. Manaj. Pemeliharaan rumah
  11. Hambatan interaksi
  12. Kurang penget.
  13. Resiko [perub peran
  14. Resiko trauma
  15. Resiko pk
  16. Ketidak berdayaan
  17. Isolasi sosial
  18. Dll



SCORING :
Diag. Kep (baylon –maglaya)
Prioritas diranking
Contoh :
“ resiko jatuh lansia di klg bapak rr b/d. Ketidakmamp[uan menyediakan lingk. Aman”

DIAGNOSIS
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
EVALUASI  (LIHAT DI FORMAT)

DAFTAR DIAGNOSIS KEP KLG NANDA:
A. Lingkungan
  1. Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan)
  2. Resiko cedera
  3. Resiko infeksi
B. Struktur komunikasi
  1. Kerusakan komunikasi
C. Struktur peran
  1. Isolasi sosial
  2. Perub. Dlm proses klg (ada yg sakit)
  3. Berduka disfungsional
  4. Potensial pening mjd ortu
  5. Perub penamp. Peran
  6. Gangg. Citra tubuh
D. Afektif
  1. Resiko tindakan kekerasan
  2. Perub proses keluarga
  3. Koping klg tak efektif 
E. Sosial
  1. Perilaku mencari bant. Kes
  2. Konflik peran ortu
  3. Perub pertukem
  4. Perub pemel. Kesh
  5. Kurang penget
  6. Isolasi sos
  7. Ketidak patuhan
  8. Gangg identitas pribadi 
F. Fungsi perawat klg
  1. Perilaku mencari pertol kesh
  2. Ketidak efektifan penatalaks. Terapeutik klg
  3. Resiko penyebaran infeksi  
G. Strategi  koping
  1. Potensial peningk koping klg
  2. Koping klg tak efektif
  3. Resiko tindakan kekerasan

MARTABAK TELOR SPECIAL MUMER

Cara Membuat Martabak Telor Special Mudah dan Murah tidak terlalu rumit, asal mau mencoba membuatnya aja. Martabak Telor ini cocoknya dimakan saat hangat ditemani teh atau kopi panas, saat hujan turun, ga hujan pun tetap mak nyuzz hehehe. Nah berikut ini resep yang perlu anda coba

Bahan Kulit Martabak Telor Special : 

  • 100 gram tepung terigu
  • air secukupnya
  • 2 sendok makan telur kocok lepas (ambil dari telor utk isian)
  • 1 sendok makat minyak/margarin cair
  • garam secukupnya
Bahan Isi Martabak Telor Special : 
  • 300 gram daging giling
  • 1 batang daun bawang iris, campurkan saat menumis daging giling
  • 4 batang daun bawang iris kecil
  • 6 sendok makan bawang bombay iris
  • 4 bawang putih, haluskan
  • 1 sendok teh curry powder
  • 6 butir telur
  • merica dan garam secukupnya.
Saus Martabak Telor Special : 
  • 2 sendok makan kecap asin
  • 1 sendok teh air asam jawa
  • garam dan gula pasir sesuai selera
  • 1 sendok makan saus tomat
  • 1 sendok makan sambal botol (bisa cabai rawit hijau diiris)
  • Irisan ketimun
  • 2 sendok makan air
Martabak Telor Special Mudah dan Murah

Cara Membuat  Adonan Martabak Telor Special :
  1. Campurkan tepung terigu dengan minyak cair, telur dan garam, tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga adonan menjadi rata/kalis.
  2. Bagi adonan menjadi 2 bagian, bulatkan dan rendam dengan minyak goreng. Diamkan selama 1-2 jam.
  3. Untuk 1 jam pertama adonan harus terendam semua dalam minyak goreng, untuk 1 jam berikutnya angkat adonan yang masih terlumuri dengan minyak tempatkan dalam wadah/mangkok, dan tutup dengan kain.
Cara Membuat Isi Martabak Telor Special : 
  1. Tumis bawang bombay, bawang putih, hingga bearoma harum, masukkan daging giling, curry powder,merica, 1 batang daun bawang (diiris) dan garam.
  2. Aduk-aduk hingga daging matang dan air yang keluar dari daging giling menyusut. Angkat lalu  sisihkan, bagi menjadi 2 bagian.
  3. Kocok 4 butir telur (telor yang tersisa setelah diambil 2 sendok makan untuk kulit), buat orak-arik setengah matang. Lalu sisihkan, bagi menjadi 2 bagian.
Cara Membuat Saus Martabak Telor Special: 

  1. Campur semua bahan saus menjadi satu.
Finishing Cara Membuat Martabak Telor Special: 
  1. Ambil 1 bagian adonan kulit, pipihkan dengan telapak tangan hingga melebar dan tipis (bisa juga dengan pengilas adonan).
  2. Ambil mangkok, masukkan 1 buah telur kocok, daging giling,orak-arik telur setengah matang, irisan 2 batang daun bawang, garam, merica. Aduk-aduk hingga rata. Untuk adonan kulit yang kedua, kerjakan cara yang sama dengan adonan kulit yg pertama, begitu juga untuk isinya.
  3. Panaskan minyak di wajan datar yang lebar, masukkan adonan kulit yang sudah ditipiskan. Isi bagian tengahnya dengan adonan dalam mangkok, lipat bagian pinggir kulit kearah tengah, hingga isi martabak tertutup rapat, goreng sampai matang. Angkat. Sajikan selagi panas/hangat dengan kuahnya. 
Nah mudahkan, selamat mencoba dan berkreasi.

Jumat, 28 Desember 2012

A.    Pengertian  dan  Jenis-Jenis  Pemberian Obat
Obat  adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang  tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
1.      Jenis –jenis pemberian obat
adapun  Cara pemberian obat didasarkan pada bentuk obat, efek  yang diinginkan baik fisik maupun mental.
Diantaranya :
a.       Oral
Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling mudah dan paling sering digunakan. Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan efek yang lama.
b.      Parenteral
Pemberian obat melalui perenteral merupakan pemberian obat melalui jaringan tubuh.pemberian obat parenteral, merupakan pilihan jika pemberian obat dari mulut merupakan ktrak indikasi.
c.       Topical
Obat diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-obat yang diberikan biasanya memiliki efek lokal, obat dapat di oleskan pada areah yang diobati  atau medicated baths. Efek sistematik dapat timbul jika kulit klien tipis.
d.      Inhalasi
Jalan nafas memberikan tempat yang luas untuk absorrsi obat, obat diinhalasi melalui mulut atau pun hidung.
B.     Tujan Pemberian Obat
v    Untuk menghilangkan rasa nyeri yang dialami klien.
v    Obat topikal pada kulit memiliki efek yang lokal
v    Efek samping yang terjadi minimal
v    Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh klien
C.    Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat
Adapun  hal-hal yang dapat  diperhatikan dalam pemberian obat, di antaranya
1.      Tepat obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni : ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan.
2.      Tepat dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet, dan lain-lain. Dengan demikian, penghitungan dosis benar untuk diberikan ke pasien.
3.      Tepat pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya  benar pada pasien yang diprogramkan.hal ini dilakukan dengan mengidentifikasikan identitas kebenaran obat, yaitu mencocokkan nama, nomor registrasi, alamat, dan program pengobatan pada pasien.
4.      Tepat jalur pemberian
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek sistenik yang fatal pada pasien .untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/ jalur obat pada lebel yang dada sebelum memberikannya ke pasien.
5.      Tepat waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat
D.    Teknik-Teknik Pemberian  Obat
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara di antaranya:
a.      Pemberian  obat  melalui oral
Pemberian  obat  melalui mulut  dapat  dilakukan  dengan tujuan mencegah , mengobati dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi  dari jenis obat .
Persiapan alat dan  bahan :
·         Daftar   buku  obat / catatan, jadwal pemberian obat.
·         Obat  dan tempatnya
·         Air minum  dalam tempatnya
Prosudur  kerja
1          cuci tangan
2          jelaskan pada pasien  mengenai prosedur  yang akan dilakukan .
3          baca obat, dengan berperinsip tepat obat ,tepat pasien , tepat dosis, tepat  waktu, dan tepat tempat.
4          Bantu  untuk meminumkannya dengan cara
a)      apabila memberikan obat  berbentuk tablet  atau kapsul  dari botol,  maka   tobat. Jangan sentuh obat dengan tangan . untuk obat berupa kapsul  jangan  dilepaskan  pembungkusnya.
b)      kaji kesulitan menelan  bila ada, jadikan tablet  dalam bentuk bubuk  dan  campuran  dengan minuman.
c)      Kaji denyut  nadi  dan tekanan darah sebelum  pemberian obat yang membutuhkan  pengkajian .
5          catat perubahan  dan reaksi  terhadap pemberian . evaluasi  respons terhadap obat denngan mencatat hasil pemberian obat
6          cuci tangan
b.      Pemberian obat melalui  jaringan intrakutan
Memberikan  atau memasukkan obat kedalam jaringan kulit  dilakukan sebagai tes  reaksi alergi  terhadap jenis obat  yang akan digunakan .  pemberian obat  melalui  jaringan intrakutan  ini dilakukan di bawah dermis  atau epidermis secara umum, dilakukan pada daaerah lengan , tangan bagian venteral.
Persiapan  alat dan bahan :
1        Daftar buku obat /catatan, jadwal pemberian obat.
2        Obat dalam tempatnya.
3        Spuit  1cc /spuit insulin
4        Kapas alkhol dalam tempatnya.
5        Cairan pelarut
6        Bak seteril dilapisi kas steril
7        Bengkok
8        Perlak dan alasanya
Prosedur kerja :
1        Cuci  tangan
2        Jelaskan pada pasien mengenai prosedur  yang akan dilakukan
3        Bebaskan daerah yang akan disuntik.bila menggunakan baju lengan panjang, buka dan ke ataskan.
4        Pasang perlak di bawah bagian yang di suntik.
5        Ambil obat untuk tes alergi ,kemudian larutkan / encerkan dengan akuades (cairan pelarut). Selanjutnya , ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai    1 cc lalu siapkan pada bak injeksi atau seteril
6        Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang disuntik
7        Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri.
8        Lakukan penusukan dengan lubang mennghadap ke atas yang sudutnya 15-20   terhadap permukaan kulit.
9        Semperotkan obat hingga terjadi gelembung
10    Tarik supit dan tidak boleh dilakukan massage
11    Cuci tangan
12    Catat reaksi pemberian , hasil pemberian obat / tes obat, tanggal, waktu, dan jenis obat
c.       Pemberian obat melalui  jaringan  subkutan
Pemberian obat melalui suntikan di bawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus(abdomen) . umumnya, pemberian obat melalui jaringan  subkutan ini dilakukan dalam program  pemberian insulin yang di gunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Terdapat dua tipe larutan insulin yang diberikan , yaitu jernih  dan keruh.larutan jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin reguler). Larutan yang keruh termasuk tipe lambat karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorpsi  obat.
Persiapan alat dan bahan:
1.      Daftar buku obat/ catatan, jadwal pemberian obat
2.      Obat dalam tempatnya.
3.      Spuit insulin.
4.      Kapas alkohol dalam tempatnya
5.      Cairan
6.      Bak injeksi
7.      Bengkok
8.      Perlak dan alasnya
Prosedur kerja:
1.      cuci tangan.
2.      jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      bebaskan daerah yang akan disuntikkan atau bebaskan suntikan dari pakaian . apabila  menggunakan baju , dibuka atau di ataskan .
4.      ambil obat pada tempatnya sesuai  dengan dosis yang akan diberikan . setelah itu, tempatkan pada bak injeksi.
5.      Disinfeksikan  dengan kapas alkohol.
6.      Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkuntun).
7.      Lakukan penusukan dengan jarum suntik menghadap ke atas , dengan sudut  45  pada permukaan kulit.
8.      Lakukan dengan aspirasi bila tidak ada darah, semprotkan  obat perlahan-lahan  hingga  habis .
9.      Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan spuit yang telah dipakai  kedalam bengkok.
10.  Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis / dosis obat.
11.  Cuci tangan.
d.      Pemberian obat melalui  intervena
Memberikan obat secara langsung, diantaranya vena mediana cubitus / cephalika (daerah lengan), vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala. Tujuanya agar reaksi berlangsung cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.
Persiapan alat dan bahan:
1.      Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2.      Obat dalam tempatnya
3.      Spuit  sesuai dengan jenis ukuran.
4.      Kapas alkohol dalam tempatnya
5.      Cairan pelarut
6.      Bak injeksi
7.      Bengkok
8.      Perlak dan alasnya
9.      Karet pembendung.
Prosedur kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3.      Bebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian. apabila tertutup, pakaian dibuka  atau dikeataskan
4.      Ambil onbat dari tempatnya dengan spuit, sesui dengan dosis yang akan diberikan.  Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka lartkan dengan pelarut (akuades sterill).
5.      Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
6.      Kemudian tempatkan obat yang telah di ambil pada  bak injeksi
7.      Disinfeksi dengan kapas alkohol
8.      Pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat dapat dilakukan peningkatan dengan karet pembandung  (torniquet) , tegangkan dengan tangan  / minta bantuan, atau membendung di atas vena yang akan dilakukan penyuntikan.
9.      Ambil spuit yang  berisi obat
10.  Lakukan penusukan dengan  lubang menghadap ke atas dengan  memasukkan  ke pembuluh darah .
11.  Lakukan aspirasi. Bila sudah ada daerah ,lepskan karet pembendung dan  langsung semprotkan  obat hingga habis.
12.  Setelah selesai, ambil sempuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah pennusukan  dengan kapas alkohol  . letakkan spuit yang telah digunakan ke dalam bengkok.
13.  Catat reaksi pemberian , tanggal,  waktu,  dan dosis pemberian obat
14.  Cuci tangan.
e.       Pemberian obat  melalui wadah intervena
Memberikan obat melalui  wadah intrvena  merupakan pemberian obat dengan menambahkan atau memasukkan  obat ke dalam wadah cairan intervena. dengan bertujuan untuk meminimalkan efek samping  dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
Persiapan alat dan bahan :
1.      Spuit dan jarum yang sesuai dengan ukuran .
2.      Obat dalam tempatnya
3.      Wadah cairan (kantong / botol)
4.      Kapas alkohol.
Prosedur kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
4.      Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5.      Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran
6.      Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan memasukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong / wadah cairan
7.      Setelah selesai , tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan kantong cairan secara  perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.
8.      Periksa kecepatan infuse
9.      Cuci tangan
10.  Catat reaksi pemberian , tanggal,waktu, dan dosis pemberian obat
f.       Pemberian obat melalui selang intervena
Persiapkan alat dan bahan :
1.      Spuit dan jarum sesuai dengan  ukuran
2.      Obat dalam tempatnya
3.      Selang intrevena
4.      Kapas alcohol
Prosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit
4.      Cari tempat penyuntikan  obat pada selang intervena
5.      Lakukan disinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6.      Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarumspuit hingga menembus bagian tengah dan memasukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam selang intervena
7.      Setelah selesai, tarik spuit
8.      Periksa kecepatan infus dan obsevasi reksi obat
9.      Cuci tangan
10.  Catat obat yang telah diberikan dosisnya
g.      Pemberian  obat melalui intramuscular
Memberikan obat melalui intramuskuler merupakan pemberian obat dengan memasukannya ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat  dilakukan di dorosogluteal (posisi tengkurap), ventrogluteal (posisi bebaring), avastus lateralis (daerah paha), deltoid (lengan atas ). Dengan tujuan agar absorpasi obat dapat lebih cepat.
Persiapa alat dan bahan :
1.      Daftar buku obat / catat, jadwal pemberian obat
2.      Obat dalam tempatnaya
3.      Spuit dan jarum sesuai dengan ukurannya : untuk orang dewasa, panjang nya 2,5-3,7 cm; sedangkan untuk anak , panjangnya 1,25-2,5 cm
4.      Kapas alcohol dalam tempatnya
5.      Cairan pelarut
6.      Bak injeksi
7.      Bengkok
Perosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosis. Setelah itu letakkan pada bak injeksi
4.      periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
5.      Disinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan
6.      Dilakukan  penyuntikan
7.      Lakukan penusukan menggunakan jarum dengan posisi tegak lurus
8.      Setelah jarum masuk , lakukan aspirasi spuit.bila tidak ada darah, semperotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis
9.      Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya, tekan daerah penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian letekkan spuit yang telah digunakan pada bengkok
10.  Catat reaksi pemberian , jumlah dosis obat, dan waktu pemberian
11.  Cuci tanga
h.      Pemberian obat melalui rectum
Pemberian obat melalui rectum  merupakan pemberian obat dengan memasukkan obat melalui anus dan kemudian rectum,dengan tujuan memberikan efek local dan sistematik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadiakan lunak pada daerah feses, dan merangsang buang air besar. Pemberian obat efek local , seperti obat ducolac supositoria, berfungsi untuk meningkatkan defekasi secara local. Pemberian obat  dengan sistemik, seperti obat aminofilin supositoria, berfungsi mendilatasi bronchus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding rectal yang melewati sphincter anti interna. Kontraindikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rectal.
Persiapan alat dan bahan:
1.      Obat supositoria pda tempatnya
2.      Sarung tangan
3.      Kain kasa
4.      Vaselin/pelican/pelumas
5.      Kertas tisu
Prosedur kerja:
1.       Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Gunakan sarung tangan
4.      uka pembungkus obat  dan pegang dengan kain kasa
5.      Oleskan pelican pada ujung obat supositoria
6.      Regangkan glutea dengan tangan kiri.kemudian masukkan supositoria b perlahan melalui anus,sphincter anal interna, serta mengenai dinding rectal  10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak .
7.      Setelah selesai, tarik jari  tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu
8.      Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama  5 menit
9.      Cuci tangan
10.  Cata obat, jumlah dosis,  dan cara pemberian .
i.        Pemberian obat per vagina
Pemberian obat melalui vagina merupakan tindakan memasukkan obat melalui  vagina, yang bertujuan untuk mendafatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. obat ini tersedia dalam bentuk krem dan supositoria  yang digunakan untuk mengobati  infeksi lokal .
Persiapan alat dan bahan:
1.      Obat dalam tempatnya
2.      Sarung tangan
3.      Kain kasa
4.      Kertas tisu
5.      Kapas sublimat dalam tempatnya.
6.      Pengalas
7.      Korentang dalam tempatnya
Prosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Gunakan sarung tangan
4.      Buka pembukus obat dan pegang dengan kain kasa
5.      Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
6.      Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal recumbert
7.      Apabila jenis obat supositoria, maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat
8.      Renggang kan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat  sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5- 10 cm
9.      Setelah obat masuk,bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
10.  Anjurkan unutk tetap dalam posisi selama  10 m agar obat bereaksi.
11.  Cuci tangan
12.  Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian
j.        Pemberian obat pada mata
Pemberian obat pada mata dengan  obat tetes mata atau salep mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi pupil, pengukuran refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasi mata.
Persiapan alat dan bahan:
1.      Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2.      Pipet
3.      Pinset anatomi dalam tempatnya
4.      Korentang dalam tempatnya
5.      Plester
6.      Kain kasa
7.      Kertas tisu
8.      Balutan
9.      Sarung tangan
10.  Air hangat / kapas pelembat.
Prosedur keja:
1.      Cuci tangan
2.      Jelskan pada pasien, mengenai prosedur yang dilakukan
3.      Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping kanan
4.      Gunakan sarung tangan
5.      Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembat dari sudut mata k arah hidung apabila sangat kotor,   basuh dengan air hangat.
6.      Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari,jari telunjuk di atas tulang orbita.
7.      Teteskan obat mata di atas sakus konjugtiva. Setelah tetesan selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan, apabila menggunakan obat tetes mata.
8.      Apabila obat mata jenis salep pengang aflikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah.setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah , secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas.biarkan pasien untuk memejamkan mata dan menggerakan kelopak mata
9.      Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10.  Cuci tangan
11.  Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian . 
k.      Pemberian obat pada kulit
Pemberian obat pada kulit merupakan pemberian obat dengan mengoleskannya  dikulit yang bertujuan mempertahan kan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau  mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan dapat bermacam-macam seperti krem, losion, aerosol dan seprai.
Persiapan alat dan bahan:
1.      Obat dalam tempatnya (seperti krem, losion, aerosol, dan seprai)
2.      Pinset anatomis
3.      Kain kasa
4.      Kertas tisu
5.      Balutan
6.      Pengalas
7.      Air sabun, air hangat
8.      Sarung tangan
Prosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      Jelasjan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan
4.      Gunakan sarung tangan
5.      Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras ) dan gunakan pinst anatomis.
6.      Beriakan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mongelkan dan menggompers 
7.      Kalau perlu,tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang diobati
8.      Cuci tangan
l.        Pemberian obat  pada telinga
Memberiakan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes pada telinga atau salep. Pada umumnya, obat tetes telinga yang dapat  berupa obat antibiotik diberiakan pada gangauan infeksi  telinga. Khususnya otitis media pada telinga tengah.
Persiapan alat dan bahan  :
1.      Obat dalam tempatnya
2.      Penetes
3.      Spekulum telinga
4.      Pinset anatomi dalam tempatnya
5.      Korentang dalam tempatnya
6.      Plester
7.      Kai n kasa
8.      Kertas tisu
9.      Balutan
Prosedur  kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien , mengenai prosedur  yang akan dilakukan
3.      atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati , usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
4.      Lurusakan lubang telinga denger menarik daun telinga ke atas atau ke belekang pada orng dewasa dan k bawah pada anak
5.      Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai dosisi pada dinding saluaran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara
6.      Aoabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukkan atau oleskan salep pada liang telinga
7.      Pertahankan posisi kepala  2-3m
8.      Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu
9.      Cuci tangan
10.  Catat jumalah, tanggal,dan dosis pemberian.
m.    Pemberian obat pada hidung
Pemberian obat tetes hidung dapat dilakukan pada hidung seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan alat dan bahan
1.      Obat dalam tempatnya
2.      Pipet
3.      Spekulum hidung
4.      Pinset anatomi pada tempatnya
5.      Korentang dalam tempatnya
6.      Plester
7.      Kain kasa
8.      Kertas tisu
9.      Balutan
Prosedur  kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Atur posisi pasien dengan cara :
4.      Berikan tetesan obat  sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung
5.      Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang  selama  5 m
6.      Cuci tangan
7.      Catat cara tanggal, dan dosis pemberian obat
E.     Komplikasi dan Kesalahan Dalam Pemberian Obat.
Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek samping efek terapeutik obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif (berefek untuk menaikkan fungsi atau respons tubuh), substitutif (berefek sebagai pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk mematikan atau menghambat), dan restorative (berefek pada memulihkan fungsi tubuh yang sehat). Efek samping merupakan dampak yang tidak di harapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
     Alergi kulit : apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada klien, keluarkan sebanyak mengkin pengobatan yang telah diberikan, beritau dokter, dan catat dalam pelaporan.
 Resiko kesalahan pengobatan injeksi meningkat secara bermakna dengan semakin tingginya keparahan sakit pasien, semakin tinggi pelayanan dan semakin banyaknya penyuntikan obat. Resiko lebih rendah ketika ada sistem pelaporan kejadian kritis dan ketika pengecekan rutin pada perubahan shift perawat